Tempat Nongkrongnya Kicaumania Indonesia

Burung Ciung, si Kecil yang Unik

harris st.

Burung Ciung, atau dalam pemberitaan sering disebut sebagai Ciung-batu (Myophonus glaucinus), yang masuk dalam keluarga Turdidae, dari genus Myophonus.

Burung kecil ini belum mendapat hati dari para penggemar burung, mungkin dianggap kurang istimewa. Tapi benarkah burung ini kurang istimewa ? Suara dasar burung ini di alam, sebenarnya lumayan enak kedengaran di telinga. Sehingga membuat kita penasaran mencari-cari asal suara tersebut. Ada yang menyangka suara indah di alam tersebut berasal dari burung Tledekan (Sulingan). Namun setelah berhasil menemukan asal suara tersebut, ternyata bukanlah burung Tledekan.

Banyak orang yang sudah memelihara burung ini, kebanyakan berasal dari tangkapan hutan dewasa, sehingga agak sulit untuk mempermak suara burung ini, jadinya setiap harinya hanya mengeluarkan suara dasar hutannya saja. Tapi ada juga beberapa yang berhasil mencetak burung Ciung ini untuk mengeluarkan suara-suara masteran. Tentu saja akan sangat menarik melihat burung ini berkicau dengan suara-suara lain, seperti suara jalak suren, kenari, ciblek dan lain-lain.

Burung ini memiliki perawakan mirip dengan Sirpu dan Decu, hanya saja burung ini memiliki warna biru-tua atau biru-muda, tidak kuning seperti Sirpu, atau hitam seperti Decu. Burung ini berukuran tubuh kecil-sedang, dari kepala sampai ujung ekor kira-kira 20-25 cm.

Di habitatnya, burung ini hidup dengan memakan binatang kecil, seperti anak katak, belalang, jangkrik, kumbang, kutu pohon, siput, buah-buahan kecil. Menyukai habitat hutan perbukitan, pegunungan, dekat dengan sungai kecil, gua-gua alami di tengah hutan, pada ketinggian antara 400 hingga 2.400 m dpl.

Burung Ciung, di Indonesia terdapat 4 jenis, yaitu:
  1. Ciung-batu Kecil
    (Myophonus glaucinus)
    Flickr - Lip Kee
    (commons.wikimedia)
    Ciung-batu Kecil (Myophonus glaucinus),
    Javan Whistling-thrush,
    Burung ini kalau di Jawa Barat disebut Ciung-batu, sedangkan di Jawa Tengah dan Timur, lebih dikenal dengan nama Ciung Mungkal.
    Ciri-ciri:
    • jantan: tubuh biru tua, lebih suram dan hitam di bagian bawah.
    • betina: lebih suram.
    Perbedaan dengan Ciung-batu Siul: paruh hitam, bulu tidak berkelip. Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat tua.


  2. Ciung-batu Siul (Myophonus caeruleus),
    Ciung-batu Siul
    (Myophonus caeruleus)
      Blue Whistling-thrush,
      adalah spesies burung dari keluarga Turdidae, dari genus Myophonus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan siput, kumbang besar, tempayak, serangga ai yang memiliki habitat di dekat sungai besar, retakan batu/gua di hutan lebat, tersebar sampai ketinggian 1.250 m dpl.
      Ciung-batu Siul memiliki tubuh berukuran besar (32 cm). Bulu warna hitam seluruhnya, dengan bintik putih pada penutup sayap. Sayap dan ekor tersapu keunguan bersinar. Bulu kepala dan leher berbintik-bintik kecil mengkilap di ujungnya.
      Hidup dekat sungai besar, di antara bebatuan di hutan lebat. Keluar tempat terbuka untuk mencari makan di atas tanah. Jika terganggu masuk kembali ke kerimbunan dengan bersuara tanda bahaya.
      Sarang berbentuk cawan besar, dari batang, akar, daun, pada celah tepi sungai. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan Oktober-April.
      Penyebaran: Turkestan, India, China, Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Jawa)

    1. Ciung Borneo (Myophonus borneensis),
      Ciung Borneo
      (Myophonus borneensis)
        Bornean Whistling-thrush
        Di pulau Kalimantan juga ditemukan jenis burung Ciung
        Ciri-ciri:
        • jantan: keunguan tua
        • betina: coklat tua






      1. Ciung Sumatra (Myophonus castaneus),
        Ciung Sumatra
        (Myophonus castaneus)
          Brown-winged Whistling-thrush, Chestnut-winged Whistling-thrush, Sumatran Whistling-thrush
          Ciri-ciri:
          • jantan: mahkota, tengkuk, dagu, tenggorokan, dada biru ungu tua; berubah menjadi coklat berangan di perut dan penutup ekor bawah; ekor, mantel, sayap coklat berangan, pundak biru terang.
          • betina: coklat berangan. Makan di atas tanah, keluar ke tempat terbuka. 

        Sarang burung Ciung berbentuk cawan besar, dari potongan daun pakis, lumut, akar, berada pada celah batu di tepi sungai atau bagian tengah tanaman pakis Asplenium. Telur agak berwarna merah jambu, berbintik merah jambu gelap, sebanyak 2 butir. Masa kembangbiak biasanya pada bulan November, Desember dan Mei.